Masyarakat
Bali sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Jarang sekali
terdengan konflik yang disebabkan oleh masalah agama. Bukti dari kerukunan umat
Bergama bisa dilihat ketika Hari Raya Nyepi apabila jatuh pada hari Jumat,
ketika nyepi semua pemeluk hindu melakukan catur brata penyepian salah satunya
adalah tidak bepergian dan hari jumat merupakan hari dimana umat islam untuk
melaksanakan ibadah sholat jumat. Pada saat itu umat islam diberi kebebasan
untuk melaksanakan ibadah jumat dengan berjalan kaki ke masjid dan tidak
menggunakan pengeras suara pada saat khutbah dan adzan jumat. Dengan begitu
maka kedua pemeluk agama bisa menjalankan ibadah agamanya masing-masing. Bukti
lainnya jika kita berwisata ke Bali selatan tepatnya di Nusa Dua, kita akan
melihat lima rumah ibadah dari 5 agama berdiri megah di sana dan komplek itu di
beri nama Puja Mandala.
Keperluan dari setiap hotel untuk membangun
tempat ibadah di hotel
masing-masing, sehingga di setiap
hotel dibangun mushola sesuai dengan keperluan. Di BTDC juga dibangun
mushola yaitu di daerah nursery . Karena kebutuhan umat akhirnya mushola
tersebut bukan saja dimanfaatkan orang dalam atau internal BTDC, tapi juga
masyarakat muslim diluar kawasan. Ketika mushola tersebut mengalami kerusakan bangunan. Dirut
BTDC minta dibangun tempat ibadah yang lebih permanen. Pada waktu Nusa Dua
Beach Hotel dibeli oleh Sultan Bolkiah, ada wacana untuk membangun mesjid
kecil di dalam Nusa Dua beach hotel. Bapak Joop Ave selaku dirjen
Pariwisata pada waktu itu meminta supaya dipikirkan untuk dibuat semua tempat
ibadah karena salah satu kebutuhan wisatawan disamping makan minum rekreasi dan
istirahat adalah beribadah. Rencana tsb kemudian dicarikan lokasi oleh Ir Mandra dan Ketut Wirya sebagai bagian Perencanaan BTDC yaitu di tanah BTDC yang
terpencil di kampial seluas 2,5 Ha, lokasi ini kemudian diusulkan kepada Direktur Utama BTDC untuk disampaikan
kepada Bapak Joop Ave, kemudian menyetujui dan mengarahkan agar ditempat tersebut segera
dibangun semua tempat ibadah umat beragama yang mencerminkan Bhineka Tunggal
Ika dan keharmonisan dalam perbedaan. Maka daerah seluas 2,5 ha tsb di bagi
menjadi 5 kavling masing-masing setengah hektar dan diperuntukan untuk pembangunan
5 tempat ibadah yaitu pura, gereja protestan, vihara, gereja katolik, dan
masjid. Pembangunan tempat
ibadah tersebut dibiayai secara swadaya oleh masing-masing umat kecuali tempat
parkir serta taman dibiayai oleh BTDC. Nama kawasan tersebut kemudian disepakati untuk diberi nama Puja Mandala yang artinya tempat pemujaan. Kompleks Puja Mandala ini diresmikan oleh Menteri Agama RI pada
tahun 1996. Di Kompleks rumah ini berdiri 5 tempat ibadah dari kelima agama di
Indonesia yaitu Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katholik Maria Bunda Segala
Bangsa, Vihara Budha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan Pura
Jagatnatha.
Welcome to peaceful and harmony atmosphere of our spirit center in Southern Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar