Selasa, 26 Agustus 2014

Puja Mandala : Harmony Di Dalam Perbedaan

Masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Jarang sekali terdengan konflik yang disebabkan oleh masalah agama. Bukti dari kerukunan umat Bergama bisa dilihat ketika Hari Raya Nyepi apabila jatuh pada hari Jumat, ketika nyepi semua pemeluk hindu melakukan catur brata penyepian salah satunya adalah tidak bepergian dan hari jumat merupakan hari dimana umat islam untuk melaksanakan ibadah sholat jumat. Pada saat itu umat islam diberi kebebasan untuk melaksanakan ibadah jumat dengan berjalan kaki ke masjid dan tidak menggunakan pengeras suara pada saat khutbah dan adzan jumat. Dengan begitu maka kedua pemeluk agama bisa menjalankan ibadah agamanya masing-masing. Bukti lainnya jika kita berwisata ke Bali selatan tepatnya di Nusa Dua, kita akan melihat lima rumah ibadah dari 5 agama berdiri megah di sana dan komplek itu di beri nama Puja Mandala.



Keperluan dari setiap hotel untuk membangun tempat ibadah di hotel masing-masing, sehingga di setiap hotel dibangun  mushola sesuai dengan keperluan. Di BTDC juga dibangun mushola yaitu di daerah nursery . Karena kebutuhan umat akhirnya mushola tersebut bukan saja dimanfaatkan orang dalam atau internal BTDC, tapi juga masyarakat muslim diluar kawasan. Ketika mushola tersebut mengalami kerusakan bangunan. Dirut BTDC minta dibangun tempat ibadah yang lebih permanen. Pada waktu Nusa Dua Beach Hotel dibeli oleh Sultan Bolkiah, ada wacana  untuk membangun mesjid kecil di dalam Nusa Dua beach hotel. Bapak Joop Ave selaku dirjen  Pariwisata pada waktu itu meminta supaya dipikirkan untuk dibuat semua tempat ibadah karena salah satu kebutuhan wisatawan disamping makan minum rekreasi dan istirahat adalah beribadah. Rencana tsb kemudian dicarikan lokasi oleh Ir Mandra dan Ketut Wirya sebagai bagian Perencanaan BTDC yaitu di tanah BTDC yang terpencil di kampial seluas 2,5 Ha, lokasi ini kemudian diusulkan kepada Direktur Utama BTDC untuk disampaikan kepada Bapak Joop Ave, kemudian menyetujui dan mengarahkan agar ditempat tersebut segera dibangun semua tempat ibadah umat beragama yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika dan keharmonisan dalam perbedaan. Maka daerah seluas 2,5 ha tsb di bagi menjadi 5 kavling masing-masing setengah hektar dan diperuntukan untuk pembangunan 5 tempat ibadah yaitu pura, gereja protestan, vihara, gereja katolik, dan masjid. Pembangunan tempat ibadah tersebut dibiayai secara swadaya oleh masing-masing umat kecuali tempat parkir serta taman dibiayai oleh BTDC. Nama kawasan tersebut kemudian disepakati untuk diberi nama Puja Mandala yang  artinya tempat pemujaan. Kompleks Puja Mandala ini diresmikan oleh Menteri Agama RI pada tahun 1996. Di Kompleks rumah ini berdiri 5 tempat ibadah dari kelima agama di Indonesia yaitu Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katholik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Budha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan Pura Jagatnatha.

Welcome to peaceful and harmony atmosphere of our spirit center in Southern Bali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar